Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menanggapi hasil dari sejumlah lembaga survei mengenai elektabilitas pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Senin (23/1/2017), usai acara konsolidasi dengan relawan Anies-Sandi di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Prabowo menilai survei yang ada saat ini diduga merupakan pesanan dari pihak tertentu.
Karena itu seharusnya lembaga survei harus terbuka, termasuk siapa yang menandatangani kontrak.
"Saya anggap polling ini senjata politik. Dan senjata politik dipakai orang yang banyak duit. Jadi demokrasi Indonesia ini mau dibeli oleh orang yang banyak duit," ungkap Prabowo Subianto.
Sejauh ini ada empat lembaga survei yang merilis hasil survei elektabilitas cagub-cawagub DKI Jakarta. Polymark Reseacrh Center menyebut elektabilitas Anies-Sandi tertinggi 25, 3 persen. Disusul Agus-Sylviana 23, 9 persen, dan Ahok-Djarot 20,4 persen.
Sementara itu, Lingkaran Survei Indonesia pimpinan Denny JA menempatkan Agus-Sylvi di posisi teratas sebesar 36.7 persen. Menyusul Ahok-Djarot 32,7 persen, dan Anies-Sandi 21,4 persen.
Versi poltracking juga menempatkan Agus-Sylvi di posisi teratas 30,25 persen, Ahok-Djarot 28,88 persen yang bersaing ketat dengan Anies-Sandi 28,83 persen.
Hasil survei yang dikeluarkan populi center, lembaga ini menempatkan Ahok-Djarot di posisi teratas sebesar 35,8 persen, Anies-Sandi 28,5 persen, dan Agus-Sylvi sebesar 22 persen.
sumber : liputan6.com
Tidak ada komentar:
Write komentar