Pembunuhan karakter Jokowi bahwa Jokowi adalah keturunan PKI sudah dilakukan sejak beliau mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta sampai menuju kursi RI 1 bahkan hingga kini masih saja bergulir isu - isu tak jelas dari orang - orang yang tak jelas pula. kampanye hitam capres menjelang Pilpres 2014 kian liar. Menepis isu miring dalam kampanye hitam capres, Keluarga Jokowi capres PDIP mengadakan napak tilas. Inilah silsilah keluarga Jokowi.
Wahyono, paman Jokowi menerangkan silsilah keluarganya. Dia menuturkan ayahnya yakni Lamidi Wiryo Miharjo adalah seorang kepala desa (Kades) Kranggan yang menjabat hingga 30 tahun lebih. Di rumah tersebut dulu tinggal Lamidi Wiryo Miharjo bersama sang istri Painem dan kelima putranya, masing-masing Wijayatno, Wahyono, H. Mulyono Herlambang, Joko Sudarsono dan Heru Purnomo.
Putra pertamanya bernama Wijayatno ini kemudian menikah dengan Hj. Sujiatmi, anak pedagang kayu di Gumukrejo, Kelurahan Giriroto, Kecamatan Ngemplak Boyolali bernama Wirorejo dan pasangannya Sani.
Bahwa sesuai dengan tradisi masyarakat pedesaan setelah menikah namanya bergelar Notomiharjo. Dari pernikahan keduanya inilah lahir empat orang putra, bernama Joko Widodo (Jokowi), Hj. Sriyatin, Hj. Idayati dan Hj. Titik Ritawati.
�Di sinilah ayah Jokowi lahir dan bukan dari Singapura. Tidak ada tampang wong luar negeri malah tampang ndeso,� tuturnya.
Bukan Singapura
Senada disampaikan keluarga lainnya, Mulyono Herlambang. Dia mengatakan ayahnya Jokowi meninggal dunia pada usia 60 tahun. Ayahnya hanya seorang wong ndesa dan bukan berasal dari luar negeri.
�Memang tampang keluarga kami seperti orang Tionghoa. Saya saja kalau tidak tahu ya dikira wong China. Padahal bukan asli ndeso,� tuturnya.
Menurutnya, gencarnya pemberitaan yang memojokan Jokowi sangat membuat keluarga tidak nyaman. Apalagi Jokowi disebut-sebut berasal dari Singapura bahkan dituding sebagai keturunan PKI. Padahal asal muasal keluarganya jelas di mana sang ayah berasal dari Gondangrejo, Karanganyar dan ibunya dari Ngemplak, Boyolali.
�Jokowi sampai sekarang sering ke sini. Wong ini rumah kakeknya ya di sini. Tiap tahun nyekar ya ke sini, jadi bukan dari Singapura. Jadi masyarakat biar jelas ini lho asalnya Jokowi,� tegasnya.
Sementara dalam bagian sejarah lain disebutkan dalam Legenda Ciung Wanara, disebut jika Ciung Wanara mempunyai saudara satu ayah lain ibu yang bernama HARIANG BANGA. Mereka berdua diberi kekuasaan oleh sang ayah (Raja/Prabu Permana Di Kusumah ) , Ciung Wanara ke tanah Sunda kemudian melahirkan Raja-raja dan kerajaan Sunda (Pajajaran) dan Hariang Banga melahirkan raja-raja dan kerajaan Jawa (Majapahit).
.
Menariknya, dari beberapa refrensi yang saya temukan Jokowi pun rupanya berasal dari keturunan Majapahit, dari trah Ki Juru Martani / Kyai Adipati Mandaraka , seorang arsitek politik "Dinasty Mataram", anggota keluarga besar keturunan Brawijaya, tokoh agama dan Penasehat Panembahan Senopati keturunan Raja Majapahit terakhir yaitu Raja Brawijaya.
.
Silsilah Joko Widodo (Jokowi) dapat dilihat dari rangkaian trah yang panjang sejak Ki Juru Mertani , Sunan Giri , Raja Hayam Wuruk alias Maharaja Sri Rajasanagara (Raja Majapahit ke-4), dan Hariang Banga, saudara Ciung Wanara putra dari Raja Prabu Permana Di Kusumah) tahun 739 � 783 Masehi. Yaitu:
.
1. Ki Ageng Djuru Martani (Maha Patih Mataram Kotagedhe)
1.1. Pangeran Adipati Manduraredjo (Ki Djuru Wiroprobo I)
1.1.1. RM Tmg Karto Nagoro
1.1.1.1. Kyai Gulu
1.1.1.1.1. Kyai Honggowongso
1.1.1.1.1.1. Kyai Niti Manggolo (Kyai Kerti Manggolo I)
1.1.1.1.1.1.1. Kyai Abdul Jalal I (Pendiri Perdikan Kalioso, Solo Utara)
.Di versi lain disebut jika Kyai Andul Jalal I mempunyai putra bernama Kiai Yahya, salah seorang Pengawal Pangeran Diponegoro.
Nama ayah dari Joko Widodo (Jokowi), adalah Wijiatno (Noto Miharjo) bin Lamidi Wiryo Miharjo bin Mangun Dinomo yang menikah dengan Sujiatmi. Kakek Jokowi adalah Lamidi Wiryo Mihardjo keturunan Mangun Dinomo yang kemudian jika dilacak dan diteruskan akan berujung pada trah Kyai Yahya.
Yang kemudian lagi jika diteruskan mengarah pada Ki Juru Mertani, Sunan Giri alias Raden Paku (1442 M) dan Raja Hayam Wuruk - Raja Majapahit tahun 1350-1389 M hingga Hariang Banga (739-783 Masehi).
Jadi jelas silsilah dan keturunan Jokowi, bukan asli singapura dan juga bukan PKI.
Walau demikian tentu saja hatters masih saja bersikukuh dengan pendapat dan pemikiran mereka.
Tapi faktanya yang harus diakui,
Jokowi yang kau katakan PKI inilah yang menghidupkan upacara - upacara bendera di semua sekolah.
Jokowi yang kau katakan PKI inilah yang menghidupkan lagu Indonesia raya yang kini tiap hari bisa kau dengar di semua televisi nasional.
Jokowi yang kau katakan PKI inilah yang pertama menetapkan hari santri nasional.
Jokowi yang kau katakan PKI inilah selalu tersenyum walau bertahun - tahun kau hina dan kau hujat dengan pedas.
Bukankah PKI itu kejam bin sadis?
Sungguh tak ku dapatkan kekejaman dan kesadisan dibalik gurat senyum Jokowi.
Bila Jokowi itu kejam dan sadis karena kau bilang keturunan PKI,
mungkin tidak akan ada pencairan dana lapindo yang sudah 9 tahun itu.
mungkin pengungsi sinabung masih terlunta - lunta tak jelas di penampungan sejak 9 bulan terakhir menjelang SBY lengser.
mungkin jalan - jalan, waduk - waduk, bandara, dan pelabuhan dibiarkan saja menjadi mangkrak dan terbengkalai.
Karena mereka yang mempunyai jiwa kejam dan sadis tidak akan melakukan itu bahkan mungkin akan memakai petrus menembak mulut - mulut kalian yang terlalu sadis menghujat!!
Jadi, sebenarnya yang sadis dan kejam siapa?
Kalian yang suka menghujat mencaci makai atau Jokowi yang selalu senyum dengan cacian kalian?
Lalu kalian akan bilang, itu hanya pencitraan!
Heran.
Sebenarnya siapa yang sedang pencitraan?
Bukankah yang pencitraan itu kalian, para hatters?
Tiap hari update status hahahihi menghujat dan mencaci presiden demi untuk bisa eksis tiap hari.
Ditambah membuat web abal - abal demi eksis dan menaikkan pencitraan kalian
Dengan menjelek-jelekan presiden dari pagi sampai pagi lagi.
dari senin sampai senin lagi. dari januari sampai ketemu Januari lagi!
Sementara Jokowi hanya tersenyum dan berkata, "aku ra po po!"
Jadi sebenarnya siapa yang sadis dan kejam?
Siapa yang PKI ?!
Jawab saja sendiri
Walau demikian tentu saja hatters masih saja bersikukuh dengan pendapat dan pemikiran mereka.
Tapi faktanya yang harus diakui,
Jokowi yang kau katakan PKI inilah yang menghidupkan upacara - upacara bendera di semua sekolah.
Jokowi yang kau katakan PKI inilah yang menghidupkan lagu Indonesia raya yang kini tiap hari bisa kau dengar di semua televisi nasional.
Jokowi yang kau katakan PKI inilah yang pertama menetapkan hari santri nasional.
Jokowi yang kau katakan PKI inilah selalu tersenyum walau bertahun - tahun kau hina dan kau hujat dengan pedas.
Bukankah PKI itu kejam bin sadis?
Sungguh tak ku dapatkan kekejaman dan kesadisan dibalik gurat senyum Jokowi.
Bila Jokowi itu kejam dan sadis karena kau bilang keturunan PKI,
mungkin tidak akan ada pencairan dana lapindo yang sudah 9 tahun itu.
mungkin pengungsi sinabung masih terlunta - lunta tak jelas di penampungan sejak 9 bulan terakhir menjelang SBY lengser.
mungkin jalan - jalan, waduk - waduk, bandara, dan pelabuhan dibiarkan saja menjadi mangkrak dan terbengkalai.
Karena mereka yang mempunyai jiwa kejam dan sadis tidak akan melakukan itu bahkan mungkin akan memakai petrus menembak mulut - mulut kalian yang terlalu sadis menghujat!!
Jadi, sebenarnya yang sadis dan kejam siapa?
Kalian yang suka menghujat mencaci makai atau Jokowi yang selalu senyum dengan cacian kalian?
Lalu kalian akan bilang, itu hanya pencitraan!
Heran.
Sebenarnya siapa yang sedang pencitraan?
Bukankah yang pencitraan itu kalian, para hatters?
Tiap hari update status hahahihi menghujat dan mencaci presiden demi untuk bisa eksis tiap hari.
Ditambah membuat web abal - abal demi eksis dan menaikkan pencitraan kalian
Dengan menjelek-jelekan presiden dari pagi sampai pagi lagi.
dari senin sampai senin lagi. dari januari sampai ketemu Januari lagi!
Sementara Jokowi hanya tersenyum dan berkata, "aku ra po po!"
Jadi sebenarnya siapa yang sadis dan kejam?
Siapa yang PKI ?!
Jawab saja sendiri
Sumber: http://www.beritateratas.com/
Tidak ada komentar:
Write komentar