Bupati Sampang KH Fannan Hasib |
SAMPANG-BG : Keprofesionalan kinerja Bupati Sampang KH Fannan Hasib akhir akhir ini menjadi pertanyaan sejumlah kalangan dan mendapat sorotan tajam dari berbagai tokoh masyarakat (tomas) terkait kinerjanya yang dinilai amburadul.
Ini memaksa sejumlah ormas organisasi kepemudaan dan kemasyarakatan untuk turun ke jalan melakukan berbagai aks demonstrasi. Dan aksi tersebut diantaranya dilakukan oleh Ikatan Keluarga Mahasiswa (IKMAS) Sampang hingga sampai melakukan sweeping dengan (berhasil) masuk keruangan Bupati Sampang.
Karena Bupati dianggap tidak mau menemuinya, mereka menilai janji politik yang di ucapkan saat kampanye belum direalisasikan, Bupati lebih mementingkan urusan yang kurang bermanfaat untuk Sampang karena selalu pergi keluar madura untuk urusan yang tidak jelas ungkap massa sambil mengepalkan tangannya.
Selang beberapa hari kemudian gelombang aksi unjuk rasa juga dilakukan oleh massa yang mengatasnamakan Pandawa Lima. Massa ini juga menuntut Bupati Sampang untuk merealisasikan janjinya saat kampanye dan meminta segera diadakan pembenahan birokrasi yang masih amburadul.
Sebab, di Sampang banyak pelaksana tugas (Plt) yang masih belum definitif terutama jabatan sekda serta adakan anggaran yang pro rakyat juga selesaikan permasalahan BUMD yang semakin tidak terujung jelas arah penyelesaiannya, seperti halnya pembangunan RSUD yang nampak lebih banyak unsur bisnisnya ketimbang unsur menolong masyarakat.
Sebab, di Sampang banyak pelaksana tugas (Plt) yang masih belum definitif terutama jabatan sekda serta adakan anggaran yang pro rakyat juga selesaikan permasalahan BUMD yang semakin tidak terujung jelas arah penyelesaiannya, seperti halnya pembangunan RSUD yang nampak lebih banyak unsur bisnisnya ketimbang unsur menolong masyarakat.
Sedihnya, ada aksi demo lain yang menyoroti tentang stagnasi pembangunan yang dikarenakan ketidak harmonisan bupati dengan wakilnya yang konon kabarnya bupati lebih menuruti pendapat istrinya daripada staf ahlinya.
Diperuncing lagi dugaan adanya proyek proyek besar yang arah kebijakannya semakin tidak tentu kemana namun semua seolah berada digenggamnya, ditambah lagi pendapatan dari BUMD baik yang tergabung dalam SMP Sampang Mandiri Perkasa yang salah satu perannya mengelola sektor migas yang ketika dimasa kepemimpinan Bupati Noertjahya setiap bulannya bisa menghasilkan miliaran dan menjadi salah satu penopang (PAD) Pendapatan Asli Daerah Sampang.
Namun pemasukan itu kini mulai hilang karena dibelit berbagai permasalahan disertai kepengurusan anggotanya yang tak kunjung profesional alias manajemennya amburadul tentu hal tersebut menambah kekecewaan masyarakat sampang akan kepemimpinan Fannan yang di anggap gagal total dalam memajukan kota Bahari Sampang.
Lalu yang menjadi pertanyaan apa sebabnya ,kenapa dan ada apa dengan kepemimpinan Fannan sehingga begitu lamban dan terkesan birokrasinya jalan ditempat,iktuti penelusuran Berita Global edisi akan datang. @ Toha
Tidak ada komentar:
Write komentar